Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Melodi Kehidupan.

Aku lihat bapak paruh baya umurnya sekitar 50 tahun mendorong gerobak sorong yang berisikan sayur. Bapak tersebut berkeliling, kebetulan saat itu ia mengitari komplek perumahan ku. aku sedang duduk disana, memperhatikan gelagat bapak penjual sayur itu.

Dari kami start jalan hingga kembali untuk menantikan doorprize (iya kejadian ini saat aku sedang jalan santai memperingati kemerdekaan Indonesia ke-70 kali) aku bertemu dengan bapak itu. keliling ia seorang diri, 
Ya Tuhan.... sorot matanya memancarkan keprihatinan.

Jauh jarak, aku fokus. ingin sekali membeli dagangan bapak itu, membantu seribu, dua ribu, kurasa cukup membantu. Alhamdulillah, saat itu aku merayu ummi ku untuk membeli dagangan bapak itu. Kudekati bapak itu, ummi menyuruh ku mengambil uang dirumah. aku pun berjalan menuju rumah, hmm ku periksa uang tidak ku temukan di dompet ummi. Seketika aku ke kamar ku. Pakai  uang ku dulu . 

Setelah itu aku kembali menemui beliau, ummi balik kerumah. Tetapi, aku patah hati...
Rasa iba ku seketika bercampur rasa kecewa..

Ya Rabb...
Ku lihat sebatang rokok dihisap bapak penjual sayur tersebut. ngggggg

Bukan urusanku. begitu saja

Aku tidak terlahir dengan ketidak pedulian begitu..


Aku apresiasi terhadap bapak tersebut yang dengan gagah dan tabah berjualan sayur dari pada meminta-minta. karena banyak sekali anak muda, kakak-kakak adik-adik maupun ibu-ibu yang memilih menjadi pengamen bahkan pengemis. Padahal fisik yang lengkap dan bisa dikatakan masih kuat.

Tetapi, bergelimang rasa kecewa ku. Uang tersebut bisa dibelikan yang lebih penting dari pada benda tersebut bukan?. 

wallahu'alam..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS